Politeknik Negeri Semarang

Karakter merupakan bagian tidak terpisahakan dari seorang manusia, namun belum banyak mahasiswa yang memahami karakter diri dan potensi dirinya sehingga belum bisa mengeluarkan seluruh potensi diri yang ada. Menurut ahli Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF), Irene Guntur menyebutkan bahwa sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan. Salah satu penyebabnya adalah belum memahami karakter diri dan potensi diri. Pemahaman karakter dan potensi diri adalah suatu hal dasar yang sering dirasa tidak penting, padahal jika sejak dini mengetahui dan memahami karakter dan potensi diri maka akan lebih optimal dalam melakukan pekerjaan, terutama menjadi wirausahawan yang memiliki beberapa tipe atau model pengusaha. Kesesuaian antara karakter dan tipe atau model pengusaha dapat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan seseorang dalam meraih kesuksesan.

Kurikulum merdeka menjadikan pembelajaran berfokus pada peserta didik atau student center dan di perguruan tinggi peserta didik adalah mahasiswa. Pembelajaran dengan student center menyebabkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan karakteristik, kebutuhan dan potensi mahasiswa. Asesmen awal dengan melakukan mapping karakter dan potensi diri bertujuan untuk mengetahui karakter, kebutuhan dan potensi mahasiswa sehingga mentor, dosen pendamping dan coach dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berdifferensiasi / custom sesuai hasil mapping karakter mahasiswa. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan tiga strategi yaitu diferensiasi konten, proses dan produk. 

Teknologi dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, salah satunya dapat mempermudah menciptakan ekosistem kewirausahaan. Laman Inkubator Bisnis Polines Technopreneur (https://polinestechnopreneur.com) memiliki fitur Inkubasi Digital. Sistem informasi pada Polines Technopreneur dapat menghubungkan mahasiswa / peserta kepada pemangku kepentingan lainnya, seperti calon investor, rekan kerja, instansi pemerintahan, akses ke Lembaga keuangan hingga kepada membangun jejaring pemasaran. Polines Technopreneur menjadi media untuk mengembangkan kewirausahaan berbasis karakter dan teknologi di Polines khususnya pada program wirausaha merdeka. 

Lihat

Lihat

Lihat

Pelaksanaan program wirausaha merdeka terbagi menjadi 3 tahap:

1. Tahap Pre Immersion , output pada tahap ini adalah mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar kewirausahaan. Peserta juga mendapatkan hasil pemetaan karakter dan potensi diri sehingga dapat lebih mengembangkannya di bidang kewirausahaan. Outcome pada tahap Pre Immersion diantaranya growth mindset, entrepreneurship knowledge, entrepreneurial observation, idea creation.
2. Tahap Immersion, output pada tahap ini adalah peserta mampu menerjemahkan ide dalam model bisnis dan melakukan prototyping. Output pada tahap Immersion diantaranya ide generation, business model, prototyping, product validation, entrepreneurial intention.
3. Tahap Post Immersion, output pada tahap ini mahasiswa mampu melakukan validasi produk oleh target pasar dan mampu menilai kelayakan usaha.

1. Tahap Pre Immersion

Pada tahapan ini diharapkan perguruan tinggi melakukan proses pembelajaran pengetahuan dasar terkait keahlian dan kompetensi wirausaha. Pada tahapan ini diharapkan peserta mampu memiliki pengetahuan dasar kewirausahaan, peningkatan mindset wirausaha serta pengembangan ide bisnis. Tahap ini di lakukan di kampus selama 4 minggu dengan 25 materi yang akan diberikan oleh narasumber yang kompeten di bidangnya. Pada awal tahap pre immersion peserta melakukan pemetaan karakter dan potensi diri dengan konsultan dan metode dari Cooltech dari PT. Imata Dianta Elektra yag sudah teruji dengan ISO/IES 27001:2013 dan ISO 9001:2015. Hasil dari pemetaan karakter terdapat 19 indikator karakter sebagai arah untuk mengembangkan potensi diri khususnya dalam dunia bisnis bagi peserta program wirausaha merdeka di Polines. Diharapkan dengan adanya pemetaan karakter dan potensi diri, peserta memahami kelemahan dan kelebihan dalam diri untuk bisa saling melengkapi satu dengan yang lain dengan kerja sama tim sehingga terjadi akselerasi soft skill dan hard skill kewirausahaan pada mahasiswa.   

2. Tahap Immersion

Pada tahapan ini peserta melakukan pembelajaran di luar kampus dan terjun langsung ke dunia usaha dengan bimbingan mentor dan di dampingi dosen pendamping lapangan. Polines melakukan kerjasama dengan UKM dan/atau industri untuk memfasilitasi secara langsung peserta belajar dan mendapatkan pengalaman secara nyata (onboarding). Pada tahapan ini diharapkan peserta mampu membuat model bisnis dan melakukan prototyping. Model kerjasama yang akan dilakukan adalah pemilik usaha UKM menjadi mentor untuk memberikan pembelajaran ilmu kewirausahaan praktis. 

Pada tahap ini juga dilakukan Bootcamp kewirausahaan sesuai dengan kebutuhan peserta. Sebelum Bootcamp akan dipilah peserta yang sudah memiliki usaha dan peserta yang belum memilliki usaha namun sudah memiliki ide bisnis. Di dalam Bootcamp diharapkan peserta mampu menerjemahkan ide bisnis dan melakukan riset pasar dan riset produk sehingga menghasilkan prototype produk bisnis atau jika peserta sudah memiliki bisnis dapat dilakukan peningkatan kapasitas usahanya.

3. Tahap Post Immersion

Pada tahapan post immersion peserta akan kembali ke kampus Polines untuk mendapatkan pendampingan secara intensif untuk melakukan Pitching. Presentasi prototype bisnis yang dikembangkan secara individu maupun kelompok. pendampingan tahap ini dilakukuan dengan cara coaching secara intensif. Diharapkan peserta mampu melakukan proses dan tahapan validasi produk dan kelayakan usaha. Dengan berhasilnya peserta melakukan pitching di depan para coach dan calon investor dapat menunjukkan kompetensi dari program wirausaha merdeka ini tercapai. Pada tahap post immersion juga dilakukan pameran hasil peserta wirausaha merdeka dan Uji Kompetensi kewirausahaan industri untuk mendapatkan sertifikat kompetensi BNSP skema Kewirausahaan Industri level IV.

• Kewirausahaan
• Manajemen Pemasaran
• Manajemen Sumber Daya Manusia
• Perilaku Organisasi
• Perilaku Konsumen
• Ekonomi Mikro
• Hukum Bisnis
• Sistem Informasi Manajemen
• Akuntansi UMKM
• Manajemen Keuangan
• Manajemen Operasi
• Digital Marketing
• E Commerce
• Perencanaan Bisnis
• Studi Kelayakan Bisnis
• Magang / PKL

1. Mahasiswa aktif dari program studi pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). 2. Mahasiswa yang terdaftar pada saat pelaksanaan program dengan kriteria:     a. minimal berada pada paling rendah semester 3 (tiga) untuk program pendidikan Vokasi (D2/D3/D4)     b. minimal berada pada paling rendah semester 5 (lima) untuk program S1     c. tidak dibatasi semester untuk program Pascasarjana (S2 dan S3) baik untuk Perguruan Tinggi Akademik maupun Vokasi. 3. Melengkapi administrasi dan berkas yang diperlukan sebagai berikut:     a. Surat Rekomendasi (Ketua Program Studi dan Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang akademik Untuk Mengikuti Program). b. Surat Pernyataan tidak sedang menempuh MBKM dan Motivation Letter     c. Surat Izin Mengikuti Program     d. Surat Pernyataan Mahasiswa Peserta Program     e. Transkrip Nilai Sementara