WIRAUSAHA BERKARAKTER PANCASILA, AKSELERASI DENGAN TEKNOLOGI DAN EKOSISTEM BISNIS
19 Aug 2024 - 09 Sep 2024Kuota : 400
Karakter merupakan bagian tidak terpisahakan dari seorang manusia, namun belum banyak mahasiswa yang memahami karakter diri dan potensi dirinya sehingga belum bisa mengeluarkan seluruh potensi diri yang ada. Menurut ahli Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF), Irene Guntur menyebutkan bahwa sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan. Salah satu penyebabnya adalah belum memahami karakter diri dan potensi diri. Pemahaman karakter dan potensi diri adalah suatu hal dasar yang sering dirasa tidak penting, padahal jika sejak dini mengetahui dan memahami karakter dan potensi diri maka akan lebih optimal dalam melakukan pekerjaan, terutama menjadi wirausahawan yang memiliki beberapa tipe atau model pengusaha. Kesesuaian antara karakter dan tipe atau model pengusaha dapat mempengaruhi kecepatan dan ketepatan seseorang dalam meraih kesuksesan.
Kurikulum merdeka menjadikan pembelajaran berfokus pada peserta didik atau student center dan di perguruan tinggi peserta didik adalah mahasiswa. Pembelajaran dengan student center menyebabkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan karakteristik, kebutuhan dan potensi mahasiswa. Asesmen awal dengan melakukan mapping karakter dan potensi diri bertujuan untuk mengetahui karakter, kebutuhan dan potensi mahasiswa sehingga mentor, dosen pendamping dan coach dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berdifferensiasi / custom sesuai hasil mapping karakter mahasiswa. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan tiga strategi yaitu diferensiasi konten, proses dan produk.
Nasionalisme adalah suatu bentuk etnisitas yang dipolitisasi di mana kelompok budaya yang mengidentifikasi dirinya sendiri berupaya menciptakan atau berhasil menciptakan negara-bangsanya sendiri. Dalam hal ekonomi nasionalisme di Indonesia mulai memudar, disebabkan materialisme dari berkembangannya kapotalisme di Indonesia. Pancasila adalah ideologi dari bangsa Indonesia, namun pengamalanm dari masing-masing silanya masih jauh dari ideal khususnya dalam hal ekonomi dan bisnis. Fenomena ini menunjukkan bahwa nasionalisme berlandaskan Pancasila menjadi perhatian penting, sehingga pembentukan wirausaha berkarakter Pancasila yang memiliki nasionalisme kuat yang tidak mudah terpengaruh materialisme dan kapitalisme.
Pelaksanaan program wirausaha merdeka terbagi menjadi 3 tahap:
1. Mahasiswa aktif dari program studi pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). 2. Mahasiswa yang terdaftar pada saat pelaksanaan program dengan kriteria: a. minimal berada pada paling rendah semester 3 (tiga) untuk program pendidikan Vokasi (D2/D3/D4) b. minimal berada pada paling rendah semester 5 (lima) untuk program S1 c. tidak dibatasi semester untuk program Pascasarjana (S2 dan S3) baik untuk Perguruan Tinggi Akademik maupun Vokasi. 3. Melengkapi administrasi dan berkas yang diperlukan sebagai berikut: a. Surat Rekomendasi (Ketua Program Studi dan Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang akademik Untuk Mengikuti Program). b. Surat Pernyataan tidak sedang menempuh MBKM dan Motivation Letter c. Surat Izin Mengikuti Program d. Surat Pernyataan Mahasiswa Peserta Program e. Transkrip Nilai Sementara
Motivation Letter, surat atau esai pendek yang menjelaskan alasan mengapa tertarik dengan program wirausaha merdeka di Politeknik Negeri Semarang. Surat ini juga menunjukkan kepada panitia bahwa peserta memiliki passion dan kualifikasi yang diperlukan untuk layak mengikuti program wirausaha merdeka di Polines.